Benhur Tomi Mano menyebut bahwa Bank Papua telah memberikan harapan palsu kepada tim yang berjulukan Mutiara Hitam itu.
"Kami sebenarnya sudah beberapa kali meminta kejelasan dan kepastian dari Bank Papua," ujar Benhur.
"Tetapi, baru hari ini mereka menyatakan tidak membayar. Seandainya sejak awal disampaikan mungkin kami akan mencari jalan lain sebagai solusi."
"Jadi selama ini kami digantung-gantung terus untuk sesuatu yang ternyata tidak jelas. Kami di-PHP berbulan-bulan," ujar Benhur.
Benhur menambahkan selama pandemi COVID-19, keuangan klub merosot cukup signifikan.
Terlebih lagi tim masih diharuskan membayar gaji pemain serta ofisial kePelatihan di saat kompetisi Liga 1 belum bergulir.
"Kami semua tahu bagaimana menurunnya ekonomi selama pandemi COVID-19 sehingga kemampuan kami secara finansial juga menurun, apalagi ada kewajiban untuk tetap membayar gaji seluruh personel tim," ujar Benhur.
"Jadi setelah menerima surat dari Bank Papua tadi, kami langsung mengadakan rapat manajemen dan diputuskan untuk menghentikan seluruh aktivitas tim. Selama ini tim tetap berlatih secara virtual," ujar Benhur.
"Tetapi sejak saat ini, semua kegiatan dihentikan. Sampai kapan? Sampai kami mendapatkan dukungan sponsor yang jelas dan pasti," ujar Benhur.
"Terima kasih untuk PT. Freeport dan Kuku Bima yang sudah melunasi sesuai perjanjian," ujar Benhur.