Tim Sudah Bubar, GM APPI Ingatkan Kontrak Pemain Persipura
General Manajer Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman bertemura.
Menurut Ponaryo, dia tidak mempermasalahkan pembubaran tim Persipura sebab kompetisi juga tak ada kejelasan.
Kendati Demikian, Ponaryo berbicara ada hal yang harus diperhatikan Persipura pascamembubarkan timnya.
Yang paling utama adalah pemain yang kontraknya masih berlaku bersama tim berjulukan Mutiara Hitam tersebut.
"Pertama, kontrak berjalan dengan pemain. Kedua, kesepakatan atau persetujuan kedua pihak (klub dan pemain) tentang pengakhiran kontrak," ujar Ponaryo saat dihubungi awak media.
"Selama bubar ini disertai dengan kesepakatan pengakhiran kontrak antara pemain dan klub, ya tidak masalah."
"Beda cerita kalau bubar ini hanya statemen saja, tanpa diikuti tindakan hukum (berupa kesepakatan pengakhiran kontrak)," ucap Ponaryo.
Normalnya, mayoritas kontrak pemain Persipura sudah selesai pada Desember 2020. Kendati Demikian diyakini pula masih ada pemain yang terikat kontrak.
"Untuk yang kontraknya berdurasi panjang (misal 2-5 tahun), perlu diteliti lagi," ungkap Ponaryo
"Tanpa kesepakatan, otomatis (kontrak) itu tetap berlaku. Karena pemain tidak bisa bebas pindah klub karena secara hukum masih terikat kontrak."
"Tetapi di saat bersamaan juga, mereka tetap berhak mendapatkan upah sebagai haknya," tuturnya.
Ponaryo Astaman pun berbicara, itulah pentingnya kesepakatan antara kedua belah pihak.
Itu baik berupa pengakhiran kontrak atau penyesuaian upah untuk pemain yang kontraknya berdurasi panjang.
Manajemen Persipura menyebut kalau Bank Papua masih berutang sebera Rp5 Miliar ke mereka.
Baru-baru ini, Bank Papua memberi respons akan melanjutkan kerja sama jika kompetisi Liga 1 berjalan.