Petualangan Yeyen Tumena: Pemain Sepak Bola, Futsal, Komentator, Dirtek, Hingga Pelatih
Liga123 - Yeyen Tumena punya karir lengkap di Sepakbola Indonesia. Bukan hanya sebagai Pelatih (juru taktik) dan pemain, Yeyen Tumena juga pernah menjadi direktur teknik, komentator, hingga pengurus organisasi.
Nama Yeyen Tumena bersinar saat membela
PSM Makassar. Usai membawa PSM juara liga pada 1999/2000, Kesuksesan di tim ayam jantan membawa yeyen menembus
Tim Nasional senior indonesia, setelah itu yeyen pindah ke Persikota Tangerang.
Klub yang mempunyai julukanan Bayi Ajaib ini tak hanya memakai jasanya sebagai pemain, Yeyen juga mendapat status sebagai pegawai Dinas Tata Kota dan Bangunan Pemkot Tangerang.
"Selain gaji di Persikota, saya juga mendapat tambahan sebesar Rp1 juta perbulan sebagai pegawai Pemkot Tangerang," kenang Yeyen dalam channel Youtube Minangsatu.
Yeyen tergabung di Persikota sampai jelang musim 2003. Di periode ini, Yeyen sempat memperkuat
Tim Nasional Futsal di Piala Asia 2002. Kala itu, Indonesia yang menjadi tuan rumah belum memiliki pemain yang khusus menggeluti cabang futsal.
Alhasil, PSSI mengunakan jasa pemain Sepakbola yang masih berkiprah di Liga Indonesia, termasuk Yeyen. Selepas memperkuat
Tim Nasional futsal di Piala Asia, Yeyen mendapat tawaran dari manajemen Perseden Denpasar.
Ia pun berinsiatif menemui atasannya di Dinas Tata Kota dan Bangunan Pemkot Tangerang untuk mengajukan izin cuti selama setahun. Tapi, permintaan itu ditolak. Yeyen pun akhirnya memberi keputusan memilih tawaran Perseden. Terlebih lagi kontrak yang ditawarkan Perseden nilainya sama dengan gaji Yeyen selama 10 tahun sebagai pegawai.
"Waktu itu saya berpikir kapan lagi bisa bermain bergabung klub Bali. Selain bermain, saya juga mendapat kesempatan menikmati indahnya wisata Bali saat libur latihan. Terlebih lagi Paulus Krey, rekan saya di timas futsal juga ikut merayu saya," papar Yeyen Tumena.
Gelar Juara, Pelatih, dan Dirtek
Bajul Ijo ditangani Jacksen Tiago, rekan setimnya di PSM pada Liga Indonesia 1995-1996. Juga ada Hendro Kartiko dan Kurniawan Dwi Yulianto yang bersama Yeyen mempersembahkan trofi juara buat PSM di musim 1995-1996.
"Saat itu saya merasa ada peluang kembali juara bersama Hendro dan Kurniawan. Terbukti Persebaya akhirnya juara," ungkap Yeyen.
Semusim bersama Persebaya, Yeyen kemudian berturut-turut memperkuat PSMS Medan,
Persija Jakarta dan Persma Manado. Di klub terakhir, Yeyen memberi keputusan gantung sepatu dan menjadi staf marketing di PSSI bagian promosi.
Pada periode ini, Yeyen juga menambah ilmu Sepakbolanya dengan mengikuti kursus kePelatihan. Yeyen sempat menjadi Direktur Teknik Bhayangkara FC dan bersatus carateker Pelatih (juru taktik)
Tim Nasional Indonesia.
Komentator dan Organisasi
Kini, selain menjadi komentator Sepakbola pada sejumlah televisi swasta, Yeyen juga disibukkan dengan statusnya sebagai Ketua Asosiasi Pelatih (Juru Taktik) Profesional Sepak Bola Indonesia (APPSI).
"Misi utama APPSI adalah sebagai wadah advokasi, mengangkat harkat dan martabat Pelatih (juru taktik) lokal Indonesia."
Menurut Yeyen, saat ini jumlah Pelatih (juru taktik) yang terdaftar di APPSI mencapai 2.000 orang.
"Jumlah itu bisa mencapai 3.000 orang kalau ditambah dengan jumlah Pelatih (juru taktik) di level grassroots," terang Yeyen.
Yeyen menambahkan, di level akar rumput masih banyak Pelatih (juru taktik) sekolah Sepakbola yang belum berlisensi karena kendala informasi atau biaya. Itulah mengapa sebagai ketua APPSI, Yeyen terus mendorong Pemerintah dan PSSI mengadakankursus kePelatihan secara gratis.