Ahmad Bustomi Iri dengan Fasilitas Pembinaan Usia Muda Saat Ini
Sekolah atau akademi sepakbola menjamur menciptakan tempat bagi pemain akar rumput hingga kelompok usia untuk menempa diri.
Klub-klub profesional pun tak mau kalah serius menggarap sektor akademi.
PSSI pun kini memberikan dukungan dengan menciptakan turnamen dan kompetisi khusus kelompok usia.
Wadah kompetisi tersebut dikelola dan dijalankan secara profesional dan berkesinambungan sehingga menciptakan sebuah lintasan jelas bagi pemain-pemain cilik yang ingin terjun ke dunia profesional.
Pesatnya perkembangan ini membuat pemain yang membawa Indonesia sebagai runners up Piala AFF 2010 tersebut membandingkan dengan zamannya.
Bustomi berbicara fasilitas yang ia dapat sebagai pemain akademi tidak semewah sekarang.
Dilain sisi, peluang dari sekolah Sepakbola atau akademi menuju klub profesional pun tidak besar. Alhasil, akan ada persaingan yang sangat ketat nan sengit.
Bahkan pemain yang kini membela
Persela Lamongan tersebut menggambarkan pada zamannya pemain sekadar bagus saja tidak cukup mampu membuat tim profesional tertarik.
“Iya, untuk pembinaan usia muda beberapa tahun ini Indonesia sudah mulai bagus. Ada Elite Pro Academy dan ada banyak turnamen untuk usia muda. Jadi jenjangnya pemain itu tidak putus,” kata pemain yang biasa disapa Cimot kepada KOMPAS.com.
“Kalau zaman saya dulu itu cuma sampai Piala Suratin, setelah itu kalau anaknya istimewa bisa masuk ke senior. Kendati Demikian, kalau anak itu biasa-biasa saja, atau bagus tetapi tidak istimewa, ya selesai,“ imbuhnya.
Karena itu Ahmad Bustomi memberi pesan pada pemain muda generasi penerus untuk memanfaatkan fasilitas yang didapat dengan sebaik-baiknya.
Mantan gelandang elegan itu menilai jalan yang diberikan untuk menuju profesional sudah sangatlah besar. Sekarang tergantung ke kemauan dan dedikasi pemain itu sendiri.
“Untuk sekarang jenjang pembinaan usia dini lebih bervariasi. Jadi, ini kesempatan besar bagi adik-adik yang bercita-cita menjadi pemain sepakbola,” tutur pemain berusia 35 tahun ini.
“Kesempatan sudah ada, tinggal kemauannya dari pemain itu sendiri, mau atau tidak,” pungkasnya.